Sabtu, 07 Juni 2014

Pola Batik Banji

Pola Batik Banji. Pola batik "Banji" termasuk pola batik tertua, berupa silang yang diberi tambahan garis-garis pada ujungnya dengan gaya melingkar kekanan dan kekiri. Motif yang seperti ini terkenal di berbagai kebudayaan kuno di seluruh dunia dan sering disebut swastika. Di Nusantara pola ini tidak terbatas pada seni batik saja, tetapi dapat dijumpai pula sebagai hiasan benda-benda lain yang tersebar di banyak pulau. Pola batik banji termasuk pola geometris.
Nama "Banji" berasal dari kata-kata tionghoa "Ban" berarti sepuluh, dan "Dzi" yang artinya ribu, perlambang murah rejeki atau kebahagiaan yang berlipat ganda. melihat atau mendengar nama ini, maka dapat diperkirakan bahwa pola ini masuk ke dalam seni batik sebagai pengaruh budaya Tionghoa.
Seperti telah diketahui bahwa pada tahun 1400 masehi, di pantai utara Pulau Jawa telah banyak orang-orang Tionghoa yang menetap, dan yang dalam pada itu tentuharaan kebuda membawa perbendayaan mereka yang kuno dan kaya itu. Hal ini nampak pada banyaknya peninggalan pecah belah Tionghoa yang sampai kini masih tersebar di pantai utara dan di banyak bagian lain kepulauan Indonesia, sehingga tidak mustahil bahwa penduduk asli yang sudah lama berkenalan dengan para pendatang Tionghoa mengalami serta meniru pola-pola hiasan.
Mereka yang menyangkal pengaruh kebudayaan Tionghoa menunjuk kepada nama Jawa asli yang dipakai untuk pola ini yaitu : Balok Bosok, artinya kayu busuk, karena pola banji menyerupai balok-balok bersilang yang dimakan bubuk
Pola banji dalam seni batik Indonesia mengalami bermacam perubahan dan diberi hiasan-hiasan tambahan, misalnya bunga-bungaan, sedemikian rupa hingga sukar untuk mengenal kembali silang banjinya.